Selasa, 18 Oktober 2011

Pandanganku tentang Kehidupan


Pernahkah terlintas dalam benakmu kehidupan itu monoton, kehidupan itu membosankan, kehidupan itu tak bermakna. Mungkin kalian kadang berfikir hidup itu hanya berisi masalah yang tak kunjung usai dan berharap jauh pada kehidupan, hanya akan membuat dirimu lelah, karena harapan itu hampa. Hingga suatu ketika, kau mendapati dirimu dalam kebimbangan. Merasa tidak nyaman akan hidupmu sendiri. Namun, semua dapat kembali ketika banyak kisah penyemangat yang terdengar olehmu. Kisah yang menjadi pandangan betapa berartinya sebuah kehidupan.
Kehidupan, sangat berarti bagi ibu yang melahirkan dan seorang bayi yang dilahirkan. Banyak sekali kemungkinan yang akan terjadi dengan hidup sang ibu dan bayinya. Betapa perihnya jika sang ibu hidup tanpa mendengar tangisan si jabang bayi. Alangkah merananya sang jabang bayi jika hidup tanpa kasih sayang ibunya. Hidup berarti untuk keduanya.
Kehidupan, sangat berarti bagi seseorang yang sedang dalam kondisi kritis. Temanku salah satunya, yang harus berjuang untuk mempertahankan hidup saat dirinya koma dirumah sakit. Kesempatan untuk kembali menghirup udara kebebasan adalah anugerah terbesar baginya.
Kehidupan, sangat berarti bagi seseorang yang menderita sebuah penyakit dengan vonis hidupnya tidak akan lama lagi. Sewaktu SMA, salah seorang guru di sekolahku bercerita tentang perjuangan seorang gadis penderita kanker. Yang pada saat usia 5 tahun, gadis tersebut terkena penyakit kanker mata. Gadis ini adalah anak semata wayang dari pasangan dokter yang bekerja dirumah sakit di daerah Semarang. Dokter tersebut tak menyangka hal itu akan terjadi pada anak semata wayangnya. Pengobatan pun terus dilakukan untuk memperlambat jalannya kanker tersebut. Namun setelah beberapa tahun melakukan pengobatan, keajaiban hadir dalam hidupnya. Kanker mata itu hilang dan gadis tersebut dinyatakan sembuh. Tak lama setelah itu, ia terjatuh saat bermain sepeda dengan teman-temannya. Kakinya terluka, kian hari kaki gadis tersebut kian membesar. Dan ternyata, setelah diperiksa, lagi-lagi gadis itu terkena kanker. Kanker tulang yang dialaminya tidak mematahkan semangatnya untuk meraih cita-cita yang selama ini ia impikan. Gadis ini pun tidak mau menyerah dengan penyakitnya. Setelah lulus SD, dia melanjutkan sekolahnya ke SMP. Perjuangan yang sangat besar pada saat ia di SMP. Letak kelasnya yang berada di lantai atas tidak membuatnya lelah untuk terus bersekolah. Butuh satu jam untuk menuju kelasnya dengan kondisi dia saat itu. Setelah lulus SMP dia melanjutkan ke SMA. Selama ia bersekolah pengobatan dan pengawasan terus dilakukan orang tuannya. Hingga suatu hari, setelah lulus SMA gadis ini ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi dan dia diterima di fakultas kedokteran UGM. Orang tuanya tidak mengizinkan ia untuk kuliah disana, dikarenakan mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka. Dan akhirnya gadis ini melepaskan keinginannya untuk kuliah di UGM. Ternyata, tanpa sepengetahuan orang tuanya, dia kuliah di fakultas kedokteran di salah satu universitas di Semarang. Keinginannya yang kuat untuk menjadi dokter terus ia tanamkan dalam dirinya. Dia juga bergabung dalam Komunitas Kanker Indonesia. Suatu hari, gadis ini meminta izin kepada kedua orang tuannya untuk pergi ke Aceh membantu korban bencana tsunami. Dan gadis itu mengatakan, “Jika memang nanti aku meninggal, aku mau sebelum itu aku membantu orang lain”. Akhirnya sang ibu rela jika anaknya harus meninggal dalam keadaan seperti itu. Sekembalinya sang gadis dari Aceh, keajaiban itu terjadi lagi. Setelah pengobatan yang cukup lama, menghabiskan biaya yang sangat besar karena pengobatan dilakukan di Jerman, berita baik itu hadir. Kanker yang diderita gadis itu ternyata hilang. Untuk kedua kalinya sentuhan tangan Tuhan mampu menyelamatkan hidupnya.
Betapa berharganya sebuah kehidupan bagi manusia. Menghargai hidup dengan bersyukur, memberi sugesti pada diri sendiri untuk bertahan dan berfikir positif ketika dalam kesulitan. Sesungguhnya yang membuat diri kita merasa lelah menjalani kehidupan adalah karena sugesti yang kita punya. Kita hanya tinggal memilih untuk bersugesti positif agar kita semangat menjalani kehidupan atau memilih jatuh dalam sugesti negative kita sendiri.
Hidup ini bukan tentang mengumpulkan uang, bukan tentang berapa banyak orang yang menelpon kita, bukan tentang siapa kekasih kita, mantan kekasih kita atau siapa yang belum pernah menjadi kekasih kita. Bukan tentang olahraga apa yang kita mainkan, bukan tentang siapa yang menyukai kita, bukan tentang sepatu, baju, rambut, warna kulit atau tempat tinggal yang kita punya. Hidup juga bukan tentang apakah kita memiliki banyak teman atau apakah kita seorang diri juga bukan tentang diterima atau tidaknya kita dilingkungan kita.
Hidup adalah tentang siapa yang kita sayangi atau bahkan siapa yang pernah kita sakiti, tentang bagaimana perasaan kita, tentang diri kita, tentang kepercayaan, kebahagiaan dan belas kasih. Hidup adalah tentang mengatasi rasa cemburu dan rasa ketidakpedulian kita, tentang apa yang kita katakana dan kita maksudkan, tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya. Dan yang terpenting adalah, tentang memilih untuk menggunakan hidup kita menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tidak bisa digantikan dengan cara apapun. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar