Selasa, 18 Oktober 2011

Pengangguran Masih Menjadi Topik Hangat Dalam Masalah Perekonomian

Saat ini membahas masalah perekonomian di Indonesia tidak akan ada habisnya, karena banyak masalah ekonomi yang masih belum dapat ditemukan titik terangnya. Dalam pembahasannya pun masyarakat dituntut untuk berpikir kritis terhadap masalah yang sedang terjadi. Berpikir melalui sudut pandang yang berbeda sehingga memunculkan beberapa statement yang berfungsi untuk menemukan titik terang masalah tersebut. Setiap masalah yang terjadi dalam negara ini, akan memunculkan pro dan kontra terhadap sikap atau kebijakan yang diambil pemerintah. Maka tak jarang ada masyarakat yang menyalahkan dan menekan pemerintah terhadap setiap masalah ekonomi yang terjadi di negara ini dan ada pula masyarakat yang menerima keputusan yang telah ditetapkan pemerintah. Semua tergantung pada sudut pandang setiap individu
Masalah yang seringkali menjadi pembahasan publik hingga saat ini, serta berhubungan dengan masyarakat dan ekonomi adalah masalah pengangguran.
Apa itu Pengangguran ?
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. (id.wikipedia.org)
Menurut BPS (2008) angkatan kerja yang digolongkan menganggur dan sedang mencari pekerjaan yaitu:
a)      Mereka yang belum pernah bekerja, tetapi saat ini sedang berusaha mencari pekerjaaan.
b)      Mereka yang sudah pernah bekerja, tetapi pada saat pencacahan menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan.
c)      Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaaan.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Tingginya tingkat angka pengangguran di Indonesia merupakan salah satu faktor rendahnya taraf hidup penduduk di Negara kita. Ledakan jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya dan terbatasnya lapangan pekerjaan di Indonesia membuat masalah pengangguran sulit untuk diatasi dalam waktu yang singkat.
Direktur Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja Bappenas Rahmi Iryanti mengemukakan, pengangguran merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi dalam pembangunan nasional. Khususnya, pengangguran kaum muda yang meskipun turun, namun jumlahnya tetap tinggi terhadap total pengangguran. "Pengangguran kaum muda (yang berumur 15-24 tahun) semakin turun, tapi tetap saja tinggi, yakni lebih dari 50 persen dari total pengangguran," ungkap beliau. (kompas.com)
Pengangguran kaum muda tidak hanya di dominasi oleh pemuda yang tidak melanjutkan sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan, tetapi juga dipenuhi oleh pemuda-pemuda terdidik (pengangguran terdidik). Ada beberapa penyebab meningkatnya angka pengangguran tenaga terdidik yaitu,
1.      Seperti teori ekonomi, meningkatnya pengangguran karena adanya ketidakserasian dan ketidakseimbangan antara penawaran tenaga kerja yang ada bagi lulusan baru dengan permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja yang tersedia). Ketidakserasian ini bisa dilihat dari jenis pekerjaan, status, atau masalah keterampilan dan keahlian khusus.
2.      Tingkat status pendidikan seseorang.  Pada keaadaan ini, jika tingkat pendidikan yang sesorang peroleh semakin tinggi maka semakin besar harapannya untuk bekerja pada jenis pekerjaan tertentu dan sesuai dengan  keinginannya. Maka tidak jarang para angkatan kerja terdidik memilih untuk menganggur daripada bekerja pada bidang yang tidak sama sekali sesuai dengan keinginan mereka atau bahkan gengsi dengan tingkat pendidikan yang ia peroleh.
3.      Rendahnya kualitas SDM yang dihasilkan. Beberapa orang berpendapat, tidak memadainya kualitas SDM yang dimiliki angkatan kerja terdidik bisa jadi disebabkan karena penciptaan SDM pada lembaga pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan belum mencapai standar yang ditetapkan. Seharusnya dari semenjak saat ini angkatan kerja usia muda dalam golongan apapun sudah dipersiapkan untuk memasuki persaingan global, terutama memasuki pasar bebas ASEAN 2015 nanti.
4.      Perencanaan pendidikan yang tidak terarah dan lemah. Kadang pemilihan jurusan pada lembaga pendidikan (perguruan tinggi) akan mempengaruhi lapangan pekerjaan yang diperoleh setiap individu.  Ketika mereka memutuskan apa yang akan mereka ambil, disaat itulah mereka berpikir untuk masa depan mereka. Salah mengambil keputusan akan membuat diri mereka tidak nyaman menjalankan keputusan itu sehingga masa depan mereka akan menjadi simpang siur. Selain itu, jumlah kompetitor antar lulusan lembaga pendidikan juga menimbulkan persaingan ketat dalam memperoleh pekerjaan.
5.      Terbatasnya daya tampung tenaga kerja pada sektor formal dan terlalu banyak tenaga kerja yang diarahkan ke sektor formal. Ini mengakibatkan pada saat tenaga kerja kehilangan kesempatan atau tidak sama sekali memiliki kesempatan untuk masuk ke sektor formal, mereka akan kebingungan dan tidak berusaha menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dibagian sektor informal.
Mengapa pengangguran menjadi masalah dalam perekonomian?
Adanya pengangguran dapat berdampak pada berkurangnya produktivitas dan pendapatan masyarakat sehingga akan menimbulkan masalah baru yaitu kemiskinan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi (id.wikipedia.org). Tidak hanya itu, jika masalah ini dibiarkan terus-menerus akan mendorong terciptanya krisis sosial. Krisis sosial ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas, angka kenakalan remaja, banyaknya pengemis, preman dan anak jalanan, adanya kemungkinan kekerasan sosial atau bahkan human trafficking.
Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, salah satunya adalah belum lama ini (11/10/11) Plan Indonesia meluncurkan sebuah program permberdayaan ekonomi kaum muda yang bernama YEE (Youth Economic Empowerment) dengan tujuan untuk mengintegrasikan ketrampilan hidup, pendidikan keuangan, keuangan mikro, pengembangan usaha mikro, dan pendidikan kejuruan, ujar Direktur Plan Indonesia, John McDonough. Plan Indonesia menargetkan 800 kaum muda yang mengikuti program YEE ini bisa mendapatkan pekerjaan layak di berbagai perusahaan, sedangkan 400 lainnya dapat mengembangkan kegiatan usaha mandiri. Selama tiga tahun kedepan, sekitar 5.200 kaum muda yang menjadi sasaran program YEE berusia 15 hingga 29 tahun. terutama perempuan muda yang kurang beruntung. Program YEE ini dilaksanakan untuk membantu menekan tingginya angka pengangguran di Indonesia. Laporan BPS menunjukkan bahwa jumlah pengangguran kelompok usia 15-24 tahun mencapai 52 persen dari total jumlah pengangguran di Indonesia. Sebagai permulaan, program ini akan dilaksanakan di Kabupaten Rembang dan Grobogan, Jawa Tengah, serta Kabupaten Lembata di NTT. Alasan pemilihan ketiga kabupaten tersebut karena di ketiga kabupaten tersebut adalah angka populasi kemiskinan remaja tercatat tinggi. Selain itu, peluang untuk memperoleh pekerjaan di ketiga kabupaten tersebut cukup tinggi. (Jakarta 11/10, ANTARA).
Selain itu, solusi masalah pengangguran juga bisa dicari dari dalam diri tenaga kerja itu sendiri. Jika para tenaga kerja mengarahkan dirinya beralih ke sektor informal dan berani mengambil resiko dalam pekerjaannya, mungkin akan mengurangi setidaknya sedikit jumlah pengangguran di Indonesia. Kemauan dan adanya kemampuan berwirausaha dari setiap individu tenaga kerja mampu menumbuhkan potensi diri dan lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja baru. Hambatan para kaum muda kurang berminat dalam dunia wirausaha adalah tidak adanya modal, tidak berbakat / tidak ada pengalaman atau resiko yang terlalu tinggi. Hal ini perlu disosialisasikan lebih lanjut kepada masyarakat bahwa, modal bukan satu-satunya kunci sukses dalam usaha karena kesuksesannya lebih ditentukan oleh keuletan individu itu sendiri dan resiko dapat diminimalisir oleh perencanaan usaha yang baik.
Pengangguran adalah masalah yang harus kita tuntaskan bersama, bukan hanya komponen pemerintah saja yang mutlak turun tangan menangani masalah ini, masyarakat pun ikut andil dalam penanganan masalah ini. Khususnya kita selaku kaum muda juga harus menyadari tentang hal ini dan mulai dari sekarang kembangkanlah potensi yang kita miliki hingga kita mempunyai pegangan sebuah ketrampilan/keahlian untuk penunjang masa depan.

Senin, 12 September 2011

Waktu Adalah Kehidupan


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 . . . . . . .

Apa yang ada dalam pikiran anda saat melihat angka berurut seperti itu,? Berhitung ? Belajar ? atau ada yang lain?

Saya menulis angka berurut itu untuk belajar menghitung. Bukan belajar menghitung seperti anak SD, bukan juga belajar menghitung untuk mengenal angka, tapi belajar menghitung waktu.

Pernahkah anda sekalian mencoba menghitung waktu digunakan dalam setiap kegiatan yang anda lakukan?


Berapa waktu yang anda butuhkan untuk melakukan hal yang mudah dan simple, apakah waktu yang dibutuhkan akan sama dengan melakukan hal yang sulit dan rumit?


Butuh berapa lama anda mengembalikan mood anda yang kurang baik menjadi baik?


Butuh berapa lama anda membuat hidup anda menjadi lebih lama dan lebih bahagia, apakah saat ini anda sudah mengalaminya?

Butuh berapa lama anda membuat semua mimpi anda menjadi nyata, apakah anda berpikir mimpi anda itu tak kan terwujud sampai kapan pun?


Atau hal hal kecil, seperti, berapa lama waktu efektif anda untuk tidur, waktu untuk bersiap-siap pergi kesekolah, kampus, atau kerja, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat yang anda ingin kunjungi, atau berapa banyak waktu yang anda habiskan di depan televisi, di depan laptop/computer, dan di depan HP anda, apakah anda pernah menghitungnya?


Pasti diantara anda semua ada yang pernah melakukannya dan ada pula yang tidak melakukannya, lalu membiarkan waktu itu berlalu tanpa disadari.

Atau bahkan anda berpikir , “Untuk apa melakukan hal tersebut, hanya akan membuang-buang waktu saja,”


Pernahkah terlintas dalam benak anda, seberapa berharganya setiap jam, menit dan detik seseorang yang telah divonis umurnya tidak akan bertahan lama?


Yang mereka pikirkan hanya,

bagaimana hal-hal yang mereka belum lakukan bisa dilakukan dalam waktu yang singkat,


bagaimana membuat waktu mereka lebih efektif untuk melakukan hal-hal kecil dalam keidupan sehari-hari agar sisa waktu dalam hari itu bisa mereka gunakan untuk membuat hidup mereka lebih bahagia dan bermakna,


bagaimana membuat hari-hari mereka selalu indah walau dalam hati mereka, mereka merasa takut jika hal itu takkan bertahan lama,


bagaimana jika mimpi indah mereka tidak bisa tercapai sebelum datang waktu akhir mereka,


bagaimana mereka meninggalkan kenangan yang telah mereka dapat selama mereka hidup,


bagaimana dengan orang-orang yang belum mereka bahagiakan,


dan tak lepas dari semua itu yang mereka pikirkan adalah berapa lama lagi mereka hadir di dunia ini.

1 tahun kah, 1 bulan, 1 hari, 1 jam, 1 menit atau bahkan 1 detik, mereka pun tidak tahu.

seperti peribahasa, bagi mereka waktu adalah uang, mereka tidak akan membuang setiap detik kesempatan dalam hidup mereka.


jelas jika kita bercermin pada kehidupan mereka, waktu pun akan terasa sangat berharga dalam hidup kita, mulai saat ini, marilah menghargai waktu yang ada, memaknainya dengan lebih bijaksana, buat setiap detik dalam hidupmu adalah detik-detik yang membahagiakan, karena kita tidak tahu kapan detik-detik itu akan berhenti untuk selamanya. ^_^