Assalamualaikum Wr. Wb.
Judul Buku :
Satanic Finance
Penulis : Dr.
Ahmad Riawan Amin
Penerbit : Zaytuna
“Jangan kira tragedi ekonomi yang menyapu hampir semua kawasan Asia Tenggara pertengahan 1997 lalu, lepas dari campur tangan kami.”
Begitulah ungkapan yang dilontarkan oleh para ‘satanic’
setelah mereka berhasil melakukan rekayasa ekonomi dan keuangan, melalui
cara-cara mereka dengan menggunakan manusia sebagai kolega-koleganya.
Buku ini dihadirkan oleh penulis untuk memberi kesadaran
baru, dimana saat ini kita harus menentukan sistem alternatif yang mampu
menyelamatkan ekonomi dari keterpurukan. Dengan pilihan, berdamai dengan sistem
yang ada saat ini dan menerima segala risiko yang ada atau menerapkan sebuah
aturan baru yang berbeda untuk menyelamatkan keadaan dan bangkit dari
keterpurukan yang melanda ekonomi kita saat ini.
THE THREE PILLARS OF
EVIL
Fiat Money (uang kertas), Fractional Reserve Requirement
(cadangan wajib) dan Interest (bunga), ketiga pilar setan ini muncul sebagai
senjata para ‘satanic’ untuk menciptakan sistem ekonomi yang rentan yang dapat
mengancam kestabilan ekonomi jangka panjang.
Dalam buku ini, Three Pillars of Evil digambarkan melalui
kisah suku Sukus dan suku Tukus yang mendiami pulau Aya dan pulau Baya.
Walaupun tingkat kesejahteraan antar suku berbeda, namun mereka sama-sama hidup
dengan damai, rukun, selalu tolong-menolong, saling bersilahturahmi dan selalu
menjalankan ritual agamanya dengan baik. Hingga suatu saat datanglah Gago dan
Sago yang membuat keadaan di kedua pulau tersebut menjadi kacau. Hanya dengan
bantuan mesin pencetak uang, mereka dapat menguasai kedua pulau itu. Mereka
memperkenalkan selembar kertas yang disebut ‘uang’ kepada kedua suku tersebut.
Mereka berkata, uang adalah alat transaksi yang jauh lebih efisien ketimbang
emas yang mereka gunakan sehari-hari. Suku Sukus terhasut untuk menukarkan
100.000 koin emas mereka dengan 100.000 lembar uang kertas. Tidak hanya suku
Sukus saja yang tergiur dengan ‘uang’ yang dikatakan efisien itu, suku Tukus
pun ikut terhasut untuk menggunakan ‘uang’ sebagai alat transaksi mereka. Namun
perbedaannya, di pulau Baya, suku Tukus diberi 1000 lembar uang kertas secara
cuma-cuma dengan syarat mereka harus mengembalikan uang tersebut dengan
tambahan 100 lembar uang kertas. “Untuk apa tambahan 100 lembar uang kertas
itu?” tanya suku Tukus. “Untuk membayar jasa yang kami sediakan.” jawab Sago.
Setahun berjalan, suku Sukus dan suku Tukus mulai merasakan perubahan. Harga
barang dan jasa yang terus merambat naik, kebutuhan pokok yang mulanya dapat
dilakukan dengan sistem barter, kini mulai bermasalah dan juga lambat laun
budaya sosial mereka pun luntur. Melalui uang kertas tanpa jaminan, cadangan
10% dan bunga, Gago dan Sago berhasil menguasai kedua pulau dengan mudah.
Ketiga hal itulah dengan cerita dan intensitas yang berbeda terjadi dalam
krisis Asia Tenggara.
FIAT MONEY
Adalah uang yang diciptakan tanpa didukung (backed) dengan
logam mulia seperti emas. Uang ini menjadi berharga karena diterbitkan oleh
pemerintah yang diakui. Namun sebenarnya, uang kertas tidak bisa diandalkan
sebagai alat penyimpan nilai karena ia tidak punya nilai intrinsik sebagaimana
logam mulia (emas).
FRACTIONAL RESERVE REQUIREMENT (FRR)
Adalah simpanan sebagian kecil dana yang disetorkan oleh
deposan yang dijadikan sebagai cadangan. Besarnya jumlah cadangan umumnya jauh
dibawah 100%. Melalui FRR, bank dapat menciptakan uang tambahan atau
menggandakannya.
INTEREST
Adalah biaya servis yang dikenakan bank untuk pinjaman atau
kredit yang diberikan kepada nasabahnya. Dampak yang ditimbulkan bila ‘bunga’
bertebaran dalam dunia perekonomian kita, yaitu (1) menuntut tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, (2) mendorong persaingan diantara para
pemain dalam ekonomi, (3) cenderung memposisikan kesejahteraan pada segelintir
orang.
Ketika ketiga pilar setan itu bertemu, muncul persamaan
MV = PY
Dimana M adalah money supply,
V adalah velocity (kecepatan uang
beredar), P adalah price (agregat
rata-rata tingkat harga) dan Y adalah output
rill barang dan jasa. Dengan kata lain, jumlah uang sama dengan perkalian
dari harga barang dengan kuantitas barang yang ditransaksikan.
Kondisi seperti yang merupakan bagian dari keberhasilan dan
bukti bahwa tiga pilar setan memang ampuh untuk mencapai tujuan para ‘satanic’.
THE LABYRINTH OF DEBT
Mengapa banyak orang yang berutang?
Sebagian dari masyarakat berutang untuk bertahan hidup dan
tidak sedikit yang berutang hanya karena ingin memenuhi kebutuhan gaya
hidupnya. Perilaku ini semakin parah ketika dunia modern memperkenalkan credit card. Dan transaksi dengan credit card adalah transaksi utang.
Dimana dalam penggunaannya, pemakai credit
card harus membayar bunga bagi yang jatuh tempo atau membayar denda karena
telat bayar.
Bukan hanya masyarakat yang terlilit utang. Sebuah negara pun
dapat terlilit oleh utang. Tujuan mereka berutang adalah untuk membangun negara
demi kesejahteraan rakyatnya. Namun, utang yang mereka timbulkan justru menjadi
beban berat tersendiri untuk negara. Belum lagi utang untuk pembangunan yang
dikorupsi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hingga dari tahun ke tahun,
Indonesia berada di peringkat 5 besar untuk juara ‘Korupsi’ tingkat dunia.
Bagaimana menurut anda? Apakah anda masih menganggap ekonomi kita saat ini
baik-baik saja?
Ketika krisis ekonomi menyapu kawasan Asia Tenggara,
kekacauan ekonomi mulai merambat ke dunia perbankan. Akibatnya banyak kredit
perbankan macet atau non-performing loan-nya
(NPLs) menjadi tinggi sehingga mengerutkan jumlah suplai uang yang beredar.
Bank merespon dengan menyita koleteral dan menuntut pembayaran yang dipercepat
dari nasabahnya.
Solusi yang diberikan untuk situasi tersebut adalah dengan
melakukan kebijakan expansionary monetary.
Melalui tiga hal, yaitu (1) mendorong tabungan, (2) mengurangi cadangan wajib
dan (3) meningkatkan suku bunga.
IMF merekomendasikan untuk menaikan suku bunga. Dan saat itu
terjadilah kebijakan yang ganjil yaitu perbankan menaikan suku bunga deposito
hingga 67% sementara mereka hanya mendapat bunga kredit 10%. Melalui Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), bank-bank yang kolaps itu disuntikan obligasi
pemerintah yang bunganya tentu ditanggung oleh pemerintah. Kondisi seperti ini
yang terus akan menambah parah sakit yang diderita oleh ekonomi kita.
THE GREEN EVIL
Green Evil => DOLAR
Mengapa demikian? Karena dolar sudah menjadi alat yang bisa
digunakan sebagai eksploitasi dan alat untuk menjaga supermasi serta
superioritas AS atas negara-negara lain.
The Federal Reserve
System atau The Fed, sebuah instansi yang memiliki
otoritas mencetak dolar tetapi bukan dimiliki oleh negara melainkan sekelompok
pemilik swasta. The Fed juga
menyebutkan dolar (fiat money
ciptaannya) ‘sebaik’ dan ‘berharga’ layaknya emas. Mereka bertujuan untuk
memonopoli kepentingan keuangan global, atas nama negara Amerika. Melalui The Fed, dola menjadi mata uang
internasional yang paling berpengaruh. Selain itu, dolar tidak hanya digunakan
didalam negeri saja, tetapi juga menjadi cadangan devisa utama bagi
negara-negara di dunia.
Dolar over hang terjadi ketika nilai dolar yang
disimpan sebagai cadangan devisa negara mitra AS, telah melampaui nilai emas
yang disimpan AS sebagai cadangan setiap dolar yang dicetaknya. Pada bulan
Agustus 1971, Presiden Nixon mencabut konvertibilitas dolar dan semenjak saat
itu dolar diserahkan sepenuhnya kepada pasar tanpa lagi di-back up dengan emas sama sekali.
THE HEAVEN’S CURRENCY
Sebagian dari kita (manusia) menuturkan bahwa ekonomi akan
rusak manakala fungsi-fungsi uang yang sudah diatur oleh Tuhan disingkirkan
oleh fungsi-fungsi semu. Dan secara eksplisit mereka menyebutkan fiat money terlihat lebih baik, namun
‘mematikan’bagi kita.
Ketika Tuhan Menciptakan Emas
Dalam buku Muqaddimah, Ibn Khaldun menulis, Tuhan menciptakan
dua logam mulia itu untuk menjadi alat pengukur nilai/harga (measure of value) bagi segala sesuatu.
Terutama karena hanya sedikit saja logam mulia yang bisa menyimpan perwakilan
nilai transaksi yang sangat besar. Al-Maqrizi dalam Ighatsah menambahkan, Tuhan menciptakan dua logam mulia itu bukan
sekedar sebagai alat pengukur nilai, atau untuk menyimpan kekayaan, tapi juga
sebagai alat tukar (medium of exchange).
Karena itu, logam mulia itu menempati kedudukan yang tinggi,
boleh dibilang seperti mata uang surge (Heaven’s Currency). Bukan karena
keduanya digunakan sebagai mata uang surga, tapi lebih karena fungsinya dalam
menjaga keadilan yang menjadi salah satu ciri utama penghuni surga.
Dinar dan Dirham
Dinar disebut sebagai mata uang dari Bizantium, sementara
dirham dari Persia. Pengakuan Rasulullah akan adanya dinar dan dirham
menjadikan emas dan perak layak dijadikan mata uang universal. Mengapa dinar
dan dirham layak untuk disirkulasikan keseluruh dunia? Karena emas dan perak
sangatlah stabil sepanjang sejarah. Selain itu, emas dan perak juga sangat kuat
sehingga hampir tidak terkena inflasi.
Menjaga eksistensi keadilan berekonomi akan sangat erat
kaitannya denga menegakkan perekonomian yang didukung oleh mata uang yang sehat
dan kua seperti emas dan perak. Selama ekonomi masih difasilitasi dengan fiat money, tentu keadilan akan sulit
ditegakkan.
EL LIBERTADOR
“Kemiskinan laksanan kunci emas yang menyesatkan manusia dari
kebenaran. Kemiskinan di tangan kami menjadi alat ampuh melumpuhkan keimanan. Gerbang
menuju kekufuran.” kata para ‘satanic’
El libertador adalah sekelompok manusia yang
mencoba unjuk gigi, mencoba untuk berperan sebagai manusia-manusia pembebas. Mereka
melakukan kampanye perlawanan dengan menyuarakan perlu adanya sistem baru, yang
bisa membebaskan dari sistem para ‘satanic’ yang mencekik. Sistem mana, tak
lebih merupakan duplikasi sistem perbankan. Mereka lebih suka menyebutnya
sebagai perbankan Islam. Sebuah sistem yang mampu menggerogoti ketiga pilar
setan. Mereka – kata para ‘satanic’ adalah orang-orang usil yang kerjaannya ‘jualan
ayat’ – mampu meracuni dan membelokkan propaganda para ‘satanic’ sehingga dapat
mengembalikan kita (manusia) kejalan yang benar, kembali ke ekonomi yang
dikehendaki Sang Pencipta.
Bagaimana menurut anda? Sudah tergambarkah keadaan ekonomi yang
ada saat ini? Dan sudah siapkah anda menjadi seorang el libertador dalam dunia ekonomi?
Semoga apa yang telah saya tuliskan diatas dapat bermanfaat
bagi kita, dan dapat menyadarkan kita – khususnya kaum intelektual yang
bergerak di bidang ekonomi – untuk segera menegakkan sistem yang baru dan
merobohkan sistem para ‘satanic’ yang telah merusak ekonomi kita saat ini.
Sekian. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.